Tuesday, January 29, 2019

Sejarah Singkat dan Perkembangan Starbucks


Starbucks
Starbucks Corporation adalah sebuah perusahaan kopi dan jaringan kedai kopi global asal Amerika Serikat yang berkantor pusat di Seattle, Washington. Starbucks adalah perusahaan kedai kopi terbesar di dunia,dengan 20.336 kedai di 61 negara, termasuk 13.123 di Amerika Serikat, 1.299 di Kanada, 977 di Jepang, 793 di Britania Raya, 732 di Cina, 473 di Korea Selatan, 363 di Meksiko, 282 di Taiwan, 204 di Filipina, 164 di Thailand dan 326 di Indonesia.
Starbucks menjual minuman panas dan dingin, biji kopi, salad, sandwich panas dan dingin, kue kering manis, camilan, dan barang-barang seperti gelas dan tumbler. Melalui divisi Starbucks Entertainment dan merek Hear Music, perusahaan ini juga memasarkan buku, musik, dan film. Banyak di antara produk perusahaan yang bersifat musiman atau spesifik terhadap daerah tempat kedai berdiri. Es krim dan kopi Starbucks juga dijual di toko grosir.
Sejak didirikan tahun 1971 di Seattle sebagai pemanggang dan pengecer biji kopi setempat, Starbucks meluas dengan cepat. Pada tahun 1990-an, Starbucks membuka kedai baru setiap hari kerja, satu tahap yang terus dilanjutkan sampai tahun 2000-an. Kedai pertama di luar Amerika Serikat atau Kanada dibuka pada pertengahan 1990-an, dan jumlah kedainya di luar negeri mewakili sepertiga dari total kedai Starbucks di seluruh dunia. Perusahaan ini berencana membuka 900 kedai baru di luar Amerika Serikat pada tahun 2009,[  dan telah menutup 300 kedai di Amerika Serikat sejak 2008.[
Di Indonesia, Starbucks dioperasikan oleh Mitra Adiperkasa.



Orin C. Smith adalah Presiden dan CEO Starbucks sejak 2001 sampai 2005.
Ketua Starbucks, Howard Schultz, berbicara tentang bagaimana pertumbuhan tidak mencairkan budaya perusahaan dan tujuan bersama kepemimpinan perusahaan ini adalah bertindak seperti sebuah perusahaan kecil.
Pada bulan Januari 2008, Schultz kembali menjabat sebagai Presiden dan CEO setelah delapan tahun jadi Ketua, menggantikan Jim Donald, yang menjabat pada tahun 2005 dan diminta mengundurkan diri setelah penjualan perusahaan menurun tahun 2007. Schultz ingin mengembalikan "pengalaman Starbucks yang unik" di hadapan ekspansi perusahaan yang cepat. Para analis percaya bahwa Schultz harus menentukan cara mengelola harga bahan yang semakin tinggi dan persaingan berat dari jaringan makanan cepat saji murah, termasuk McDonald's dan Dunkin' Donuts. Starbucks mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan penjualan produk roti lapis sarapan yang awalnya akan diluncurkan di seluruh Amerika Serikat pada tahun 2008 untuk berfokus kembali pada kopi, namun seiring keluhan dari pelanggan jajaran produk roti lapis akhirnya dibiarkan ada. Tanggal 23 Februari 2008, Starbucks menutup semua kedainya pada pukul 5:30–9:00 malam waktu setempat untuk melatih para baristanya.
Logo
Pada tahun 2006, Valerie O'Neil, juru bicara Starbucks, mengatakan bahwa logo ini bergambar "putri duyung berekor ganda, atau sirensebagaimana dalam mitologi Yunani".Logo perusahaan berubah seiring waktu. Pada versi pertama, logo ini didasarkan pada potongan kayu"Norse" abad ke-16, siren Starbucks telanjang atas dan menampilkan dua ekor ikannya dengan jelas.
 Pada versi kedua, dipakai tahun 1987–92, buah dada siren tertutupi oleh rambutnya, tetapi pusarnya masih terlihat. Ekor ikannya juga agak terpotong, dan warna utamanya diganti dari cokelat ke hijau, sesuai almamater Bowker, yaitu University of San Francisco.Pada versi ketiga, dipakai antara 1992 dan 2011, pusar dan buah dadanya tidak terlihat sama sekali, dan hanya sebagian ekornya yang terlihat. Logo "potongan kayu" yang asli hanya dipakai oleh kantor pusat Starbucks di Seattle.
Bulan Januari 2011, Starbucks menyatakan akan membuat perubahan kecil terhadap logo perusahaan, menghapus tulisan Starbucks yang mengelilingi siren, memperbesar sirennya, dan memberi warna hijau.
·         

Logo dengan desain baru, 2011–sekarang.



DI SAAT gerakan manual brew sedang menginvasi gelombang kopi era ketiga, Starbucks sebagai pemimpin era sebelumnya seolah tidak terganggu.  Sebaliknya, sebagai senior kedai kopi, Starbucks tergolong cukup ‘rendah hati’ dengan ikut bersolek dan berbenah diri agar tidak ketinggalan hype yang kini sedang menghinggapi para juniornya. Tidak heran jika kita melihat mereka mulai bertransformasi dari kedai menjadi bar—dan merombak beberapa menunya dengan menghadirkan manual brew.
Dengan lebih dari 17 ribu gerai di seluruh dunia, Starbucks benar-benar telah meraksasa dari sebuah kedai kecil di Seattle menjadi perusahaan multinasional dalam kurang dari 40 tahun. Simak urutan sejarah perjalanannya berikut ini, siapa tahu Anda bisa mengambil semacam pelajaran dari dalamnya.
1971 Starbuks membuka kedai pertamanya di Pike Place Market di Seattle oleh 3 rekanan: guru Bahasa Inggris Jerry Baldwin, guru Sejarah Zev Siegl, dan penulis Gordon Bowker.

Kedai kopi Starbucks pertama di Seattle. Foto oleh Jim Hill @Flickr.
1982 Howard Schultz bergabung sebagai direktur operasi ritel dan pemasaran. Starbucks mulai menyediakan kopi untuk kebutuhan restoran dan bar-bar (yang menjual) espresso.
1983 Howard bepergian ke Italia dimana ia kemudian sangat terkesan dengan popularitas bar  espresso di Milan. Dari sini ia melihat adanya potensi untuk mengembangkan budaya coffee house serupa di Seattle.
1983 Starbucks telah membuka 6 cabang kedai di Seattle.
1987 Para pemilik asli menjual Starbucks kepada karyawan terdahulunya, Howard Schultz. Il Giornale (yang merupakan gerai kopi milik Howard) kemudian mengakuisisi asset Starbucks dengan dukungan dari investor lokal. Ia mengubah nama gerainya menjadi Starbucks Corporation dimana kedai kopi ini kemudian membuka cabang di Chicago dan Vancouver, Kanada. Jumlah gerai: 17.
1991 Starbucks membuka kedai bandara berlisensi pertamanya di Sea-Tac International Airport, Seattle. Jumlah gerai: 116.
1992 Demi memenuhi permintaan publik, Starbucks kemudian menjual sahamnya ke pasar bursa Nasdaq National Market dengan  simbol dagang “SBUX”. Jumlah gerai: 165.
1995 Mulai menyajikan Frappucino dan minuman-minuman kopi blended, juga mengenalkan es krim Starbucks.
1996 Starbucks membuka cabang pertamanya di luar Amerika Utara, yaitu di Jepang dan Singapore. Jumlah gerai: 1.015.
1998 Starbucks mengakuisisi Tazo, sebuah perusahaan teh yang berbasis di Portland, Oregon. Mereka kemudian memperluas merek Starbucks ke jaringan toko-toko kelontong di seluruh Amerika melalui kesepakatan lisensi dengan Kraft Foods. Di tahun yang sama, mereka meluncurkan starbucks.com dan membuka cabang-cabang baru di Malaysia, New Zealand, Taiwan, Thailand dan Inggris. Jumlah gerai: 1.886.
1999 Membuka cabang di China, Kuwait, Lebanon dan Korea Selatan. Jumlah gerai: 2.498.
2000 Howard Schultz ‘naik pangkat’ dari CEO menjadi chief global strategist. Dengan kata lain, ia adalah otak yang kini memegang strategi pemasaran Starbucks di seluruh dunia. Orin Smith kemudian dipromosikan menjadi Presiden dan CEO menggantikan Howard. Di tahun yang sama, Starbucks mulai mengenalkan katergori-kategori menu kopinya yang sudah melewati proses Fair Trade dan seleksi organik. Jaringan ini juga membuka cabang baru di Australia, Bahrain, Hong Kong, Qatar, Saudi Arabia dan Uni Emirat Arab. Jumlah gerai: 3.501.

Starbucks di ShangHai. Foto oleh Andrew Hitchcock @Flickr.
2002 Starbucks memasuki ruang lingkup yang lebih luas dengan membuat perjanjian lisensi bersama organisasi Fair Trade nasional. Perjanjian ini menyepakati bahwa Starbucks hanya akan menjual kopi-kopi bersertifikat Fair Trade di negara-negara Starbucks menjalankan bisnisnya. Sebuah perusahaan lain milik Starbucks bernama Starbucks Coffee Trading Company didirikan di Lausanne, Swiss. Cabang pertama Starbucks di Indonesia juga dibuka pada  tahun ini. Jumlah gerai: 5.886.
2004 Merilis CD album musisi blues Ray Charles berjudul Genius Loves Company dengan kolaborasi bersama Concord Records dan Starbucks Hear Music. (Album rekaman label musik milik Starbucks ini kemudian menjadi album terakhir Charles sebelum ia meninggal). Di tahun ini Starbucks mengenalkan program studi “Starbucks Coffee Master Program” dan membuka cabang-cabang gerai baru di Perancis. Jumlah gerai: 8.569.
2005 Orin Smith pensiun sebagai presiden dan CEO. Jim Donald lalu dipromosikan menggantikan posisinya. Starbucks membuka cabang di Bahama, Irlandia dan Jordania. Jumlah gerai: 10.241.
2008 Howard Schultz mengambil kembali posisi CEO. Ia sekaligus mengumumkan fokus baru kerjaan Starbucks yaitu mengutamakan pelayanan kepada pelanggan untuk memberi mereka pengalaman tak terlupakan dan menciptakan inovasi baru. Kedai ini memperluas jaringannya dan membuka cabang di Argentina, Bulgaria, Republik Ceko dan Portugal. Jumlah gerai: 16.680.
2009 Starbucks membantu misi kemanusiaan di Afrika melalui kemitraannya dengan (RED), brand industri ritel yang didirikan oleh Bono, vokalis U2. Setiap jutaan pembelian produk-produk RED setiap hari sama dengan mengontribusikan lebih dari 7 m dosis obat antiretroviral setiap harinya. Di tahun yang sama pula Starbucks dinobatkan (melalui voting) sebagai brand yang paling berpengaruh di sosial media.
2011 Starbucks telah memiliki 17.009 gerai di seluruh dunia.
2013 Starbucks membuka cabang pertamanya di Ho Chi Minh City, Vietnam sekaligus toko perdana di Kolombia.
2014 Di bulan September tahun ini, Starbucks mengumumkan akan membeli 60.5% saham Starbuck Coffee Japan yang tidak benar-benar mereka miliki dengan biaya 913 juta US Dollars. Per Desember 2014, jumlah kedai Starbucks di Indonesia sudah mencapai 200 gerai.
Satu hal yang barangkali patut digarisbawahi dari perjalanan jaringan kedai kopi ini adalah mereka tetap tak tergoyahkan meski tren kopi terus berganti. Apa yang membuat Starbucks bertahan? Bisa jadi karena mereka mau beradaptasi dan mengalir bersama jaman.






0 comments:

Post a Comment